Fokus Covid-19, RSUP Prof Kandou Lakukan Pergeseran Anggaran Hingga Alur Pelayanan

oleh -194 Dilihat
Direktur Utama RSUP Prof RD Kandou DR dr Jimmy Panelewen SpB KBd.(Foto: feicy)
Direktur Utama RSUP Prof RD Kandou DR dr Jimmy Panelewen SpB KBd.(Foto: feicy)
Direktur Utama RSUP Prof RD Kandou DR dr Jimmy Panelewen SpB KBd.(Foto: feicy)

 

MANADO, Swarakawanua.com– Sudah tiga bulan ini RSUP Prof Dr RD Kandou sebagai rumah sakit pusat rujukan fokus pada penanganan pasien Covid-19. Pihak RS melakukan sejumlah penyesuaian baik pelayanan maupun anggaran. Direktur Utama Rumah Sakit Prof RD Kandou DR dr Jimmy Panelewen SP.B KBd di ruangan kerjanya mengatakan RS Kandou mengacu pada Konsep Renstra yang disusun 5 tahun ke depan. “Beberapa konsep Renstra kami terjadi perubahan terkait Pandemi Covid-19. Dan selama 3 bulan ini kami sangat fokus pada penanganan Covid-19 tersebut, termasuk terjadi pergeseran-pergeseran alur pelayanan, SDM, ruang rawat, dan ruang-ruangan yang berkaitan dengan pelayanan Covid-19, sehingga Rumah Sakit Kandou membedakan pelayanan pasien-pasien yang Covid-19 dan non Covid-19 termasuk SDMnya juga. Jadi kami mengelompokkan 2, pasien Covid dan bukan Covid-19,” katanya.
Lanjutnya RSUP Kandou Sulut merupakan UPT dari Kementerian Kesehatan. “Untuk pengelolaan keuangan Rumah Sakit Kandou kita adalah Badan Layanan Umum (BLU), yang dibentuk yang mengacu pada pengelolaan keuangannya dan bertanggung jawab pengaturannya dan kemudian dievaluasi dan diawasi oleh Kementerian Keuangan. Itu sebabnya institusi ini nantinya seperti berdiri di 2 kaki yaitu sisi pelayanan kita kaitannya dengan Kementerian Kesehatan tapi dari sisi Pengelolaan Keuangan keterkaitannya dengan Kementerian Keuangan,” jelas Panelewen.

Di samping itu Dirut juga menjelaskan, Badan Layanan Umum (BLU) adalah upaya pemerintah agar supaya rumah sakit Kandou ke depan nantinya bisa membiayai dirinya sendiri dan tidak tergantung pada APBN. Itu sebabnya rumah sakit sebagai unit sosial akhirnya harus memikirkan untuk bisa mendapatkan dana dalam konteks mendukung operasional RS Kandou. “Di Kandou dari total keseluruhan biaya yang diperlukan dalam suatu perencanaan 1 tahun, ada sekitar lima per enam dana harus dicari sendiri sementara yang lain, yang seperenam, masih menggunakan Dana Anggaran APBN dimana dana tersebut digunakan untuk pembayaran gaji. Dana APBN terbesar adalah membayar gaji ASN yang ada di RS Kandou baik dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan dan tenaga administrasi,” sambungnya.
RS Kandou juga mengangkat pegawai BLU dimana pihak RS harus bertanggung jawab mencari uang untuk membayar gaji mereka.
“Bagi kami mau tidak mau tetap harus dibayarkan karena itu hak dasar mereka sebagai pekerja termasuk juga dukungan untuk BPJS harus ada. Kondisi saat ini menjadi tantangan bagi kami dengan adanya Covid-19 ini menyebabkan kunjungan pasien ke Rumah Sakit Kandou sangat berkurang. Seperti indikasi kunjungan rumah sakit, ada indikatornya. Biasanya sekitar 80 – 90 persen, tapi baru-baru ini sisa 20 persen artinya ada pengurangan jumlah pasien yang signifikan dan mempengaruhi pendapatan RS Kandou sampai 70 persen sehingga managemen perlu kehati-hatian untuk pengelolaan keuangan terutama untuk memback up operasional RS ini,” jelasnya.
Untuk infrastruktur Rumah Sakit Kandou dirasakan cukup. “Ada beberapa tempat sarana dan prasarana untuk diperbaiki dan renovasi tetapi kami meniadakan hal ini mengeser dana tersebut untuk keperluan yang berkaitan dengan pelayanan Covid-19,” jelas Dirut lagi.(feicy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.