Ajak Anak Berani Divaksin, Gubernur Olly Launching Bulan Imunisasi Anak Nasional di Provinsi Sulut

oleh -665 Dilihat
Launching Bulan Imunisasi Anak Nasional untuk Sulut, dilakukan oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE di GOR Jacob Sumeisey SMAN Guru Lombok Kalawat, Minut, Rabu 18 Mei 2022.(Foto: ist)

 

MINUT, Swarakawanua.com– Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE me-launching pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) untuk Provinsi Sulut, Rabu 18 Mei 2022.
Launching dilaksanakan secara terintegrasi dengan puncak Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tingkat Provinsi Sulut, yang dilaksanakan di GOR Jacob Sumeisey, SMAN Guru Lombok Kalawat, Minahasa Utara, dan dihadiri oleh insan pendidikan di Sulut, secara hybrid, yakni peserta yang hadir langsung di lokasi acara maupun secara virtual.

Launching ditandai dengan pemberian imunisasi kepada anak, dan disaksikan Gubernur Olly, Sekprov Sulut AG Kawatu, Kepala Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulut dr Debbie Kalalo MScPH, Kepala Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulut dr Grace L Punuh MKes. Gubernur pun mengajak anak-anak di Sulut untuk berani untuk menerima vaksin. “Ayo anak-anak di Sulut. Jangan takut untuk divaksin untuk kesehatan kita sendiri,” ujar Gubernur Olly.

Dr Debbie saat diwawancara menjelaskan, saat Covid-19, pelaksanaan imunisasi sempat terhenti. “Karena itu, saat ini di Bulan Imunisasi Anak Nasional, maka semua anak yang belum terimunisasi akibat Covid-19 waktu lalu, agar segera dibawa ke fasilitas-fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi. Ini dilakukan pemerintah sekaligus mengejar ketertinggalan supaya anak mendapatkan imunisasi secara lengkap,” ungkapnya.
BIAN ini adalah program pemerintah untuk mengejar ketertinggalan imunisasi pada anak, serta ada imunisasi tambahan yakni Campak dan Rubella. “Kita cegah supaya tidak terjadi Kasus Luar Biasa (KLB) seperti yang lalu-lalu,” sambungnya.
Dalam pelaksanaan pemberian imunisasi, akan dilakukan di sekolah-sekolah maupun di fasilitas kesehatan, dan Posyandu.

Sebagaimana diketahui, Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE dan Wakil Gubernur Drs Steven OE Kandouw menyatakan komitmen Pemprov Sulut untuk mengeliminasi penyakit Campak dan Rubela.
Secara nasional, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi Campak dan Rubela pada tahun 2023 dan dapat mempertahankan status bebas Polio dan mewujudkan dunia bebas Polio pada tahun 2026.

Dalam masa Pandemi Covid-19 pelaksanaan Imunisasi Rutin tidak berjalan secara optimal, sehingga terjadi penurunan cakupan Imunisasi Rutin secara signifikan yang mengakibatkan timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD31) di beberapa daerah di Indonesia.
“Untuk itu kebijakan Pemerintah Pusat yaitu perlu segera dilakukan penguatan Imunisasi Rutin dan pemberian Imunisasi tambahan kepada anak-anak melalui Bulan Imunisasi Anak Nasional tahun 2022,” ungkap dr Debie.
Dijelaskannya, BIAN tahun 2022 akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap I dilaksanakan mulai Bulan Mei tahun 2022 untuk 27 provinsi di luar Pulau Jawa termasuk Sulut. “Imunisasi yang akan diberikan adalah, Imunisasi Campak dan Rubela pada anak usia 9 bulan sampai usia kurang dari 15 tahun di Provinsi Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Selain itu, imunisasi Campak-rubela pada anak usia 9 bulan sampai dengan 12 tahun di Provinsi Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, provinsi di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua,” jelasnya sembari menambahkan, imunisasi yang akan diberikan juga imunisasi kejar bagi anak balita yang belum lengkap imunisasi rutinnya bagi seluruh provinsi tersebut.

Ditambahkannya, Penyakit Measles/Campak (Sarampa) dan Rubella (Sarampa Jerman) adalah penyakit yang sangat menular tetapi dapat dicegah dengan Imunisasi Campak dan Rubella. Dampak penyakit Campak dapat menyebabkan radang paru-paru, radang otak, diare, radang telinga bahkan dengan komplikasi berat menyebabkan kematian.
Sedangkan Penyakit Rubella (Sarampa Jerman) dapat menyebabkan kecacatan bawaan pada bayi seperti gangguan/gagal jantung, katarak, gangguan pendengaran dan gangguan otak.

“Kegiatan dalam BIAN yaitu pemberian imunisasi tambahan Campak Rubella untuk usia 9 bulan sampai kurang dari 12 tahun serta melengkapi dosis Imunisasi Polio dan DPT-HB dan Hib yang terlewat untuk usia 12 bulan sampai 59 bulan.

Manfaat kegiatan BIAN, lanjutnya, adalah untuk mencegah kesakitan dan kecacatan akibat penyakit Campak, Rubella, Polio
Pertusis (batuk rejan), Hepatitis B, Pnemonia (radang paru) dan
Meningitis (radang selaput otak) dan Difteri. “Yang perlu dipertegas lagi, imunisasi ini diberikan secara gratis,” sambungnya.

BIAN akan dilaunching pada tanggal 18 Mei 2022 secara nasional dan diikuti oleh seluruh provinsi sesuai waktu tahap masing-masing wilayah.

Kepada seluruh emenen masyarakat, diimbau untuk mendukung BIAN. “Mari jo bawa torang pe anak ba imunisasi ke pos pelayanan BIAN,” ajak Kadis didampingi Sekretaris Dinas Kesehatan sekaligus Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Christofol Ririmase, serta Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Mery Pasorong SKM MKes.

Dan diimbau juga semua stakeholder untuk mendorong dan meningkatkan kesadaran terkait pentingnya imunisasi melalui kegiatan promosi kesehatan, advokasi dan pergerakan masyarakat dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi keagamaan dan kemasyarakatan dan ke seluruh sektor. “Pandemi Covid-19 belum berakhir, jadi mari kita tetap menggunakan protokol kesehatan,” kuncinya.(gyp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.