Berhasil Disita, Makaka Nigra Ternate Diselamatkan BKSDA Sulut

oleh -518 Dilihat
Kepala Balai KSDA Provinsi Sulut

 

Kepala Balai KSDA Provinsi Sulut
Kepala BKSDA Provinsi Sulut
Makaka
Makaka Nigra Yang Diamankan Dari Ternate (Maluku Utara)

SULUT, Swarakawanua.com – Diterbangkan melalui Pesawat Sriwijaya Air dan tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado, akhirnya Selasa (21/6) kemarin spesies langka makaka nigra dari Ternate (Maluku Utara) berhasil disita Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Kepada Wartawan Swarakawanua.com Kepala BKSDA Sulut Ir Sudiyono MSi, Rabu (22/6) di kantornya mengatakan hal tersebut terendus karena laporan salah seorang warga asing kepada pihak Tasikoki Bitung, dimana saat itu Dia melewati lokasi adanya penemuan satu ekor makaka nigra (yaki) yang dipelihara masyarakat Ternate.

“Karena kecintaanya pada Satwa, warga asing tersebut melaporkan adanya satu ekor jenis makaka nigra dan langsung melaporkan ke pihak Tasikoki,” ujarnya.

Sehingga dengan adanya laporan tersebut beber Sudiyono, BKSDA Sulut langsung merespon dan kelanjutannya akan dititip kepada Tasikoki bersama 52 ekor makaka yang berada disana.

“Selain itu dengan adanya masa edukasi supaya kedepannya siap untuk dirilis dan disebar luaskan.Untuk sekarang kita sementara melakukan survey sesuai dengan habitatnya.Karena makaka nigra merupakan asli dari Sulut sehingga diharapkan tidak ada yang membunuh satwa tersebut,” jelasnya.

Tambah Sudiyono terkait lokasi tersebut harus dipertimbangkan karena itu berdasarkan kesiapan satwa misalnya kesehatan harus sehat serta tidak menjangkit satwa lain di Tasikoki.

“Begitu pun faktor makanan apakah alami, juga kesiapan kelompok minimal dia bisa bertahan sehingga penting membentuk kelompoknya,” kata Dia.

Sudiyono pun mengapresiasi laporan warga asing tersebut.Sehingga pihaknya terus melakukan penindaklanjutan, karena disana diketahui masih ada sekira 2000 makaka di alam liar.

“Untuk itu kami akan mengedukasi masyarakat dan menerangkan bahwa makaka itu seperti manusia dan belajar seperti manusia.Di samping itu terkait kunjungan Wisatawan, pihaknya akan melatih agar jangan buang sampah sembarangan atau memberikan makananan guna mengantisipasi seperti kejadian di Bali, mengakibatkan makaka  menjadi jinak dan nakal.Sehingga kami melarang masyarakat di Batu Putih (Bitung) agar tidak memberikan makanan serta mengambil foto apalagi menatap mata makaka, karena menurut mereka itu seperti ditantang.”Ucapnya.

Dia pun mengimbau kepada masyarakat yang masih memelihara satwa yang dilindungi  kepunahannya segera menyerahkan kepada BKSDA.

“Oleh sebab itu Kami tanggarkan dulu, kalau sudah banyak spesiesnya maka masyarakat dapat memanfaatkannya terutama dalam pariwisata dan edukasi,” kuncinya.(Egen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.