Buku Legacy Sang Pesulap Merah Dari Pasifik Diluncurkan

oleh -3441 Dilihat
JAKARTA, Swarakawanua.com – Buku Legacy Pesulap Merah Dari Pacifik diluncurkan, di Ball Room Lantai 10 Hotel Lume’os Cempaka Putih, Jakarta, pada Senin (14/10/2024).

Peluncuran buku yang mengenai legacy Olly Dondokambey selama dua periode memimpin Sulawesi Utara (Sulut) tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, politisi TB Hasanudin, CEO Tribunnews Dahlan Dahi, Wartawan Senior J Osdar, para kepala daerah dan penjabat kepala daerah se-Sulut.

Hadir juga politisi Sulut seperti Michaela Paruntu, Sekretaris Daerah Provinsi Sulut Steve Kepel dan para pejabat pimpinan tinggi pratama di lingkup Pemprov Sulut serta undangan lainnya.

Acara dibuka megah lewat penayangan video dokumentar tentang perjalanan hidup Olly Dondokambey. Kemudian berlanjut dengan sambutan Dahlan Dahi. Disusul sambutan Olly Dondokambey.

Puncak acara adalah bedah buku yang dilakukan oleh Royke Tumilaar, J Osdar serta Staf khusus Dino Gobel. Bedah buku ini dipandu News Anchor Kompas TV Friska Clarissa.

Dahlan dalam sambutannya menggarisbawahi tentang politik di mata Olly Dondokambey sebagai sarana keselamatan.

“Pak Olly mengelola politik dengan cara pandang relasi antara manusia dan manusia dan manusia dengan Tuhan untuk membawa kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Sementara Tumilaar menyebut Olly sebagai tokoh yang humble. Hal itu membawa Olly pada Network yang luas dan itu memungkinkannya melakukan hal yang mustahil.

Sementara J Osdar menyebut Olly mampu mencapai keseimbangan antara idealisme dan pragmatisme. Osdar termasuk tokoh yang dekat dengan Olly. “Tapi banyak hal dalam buku ini mengejutkan saya,” katanya.

Dino Gobel mengatakan, banyak keajaiban yang ia rasakan dari sosok Olly Dondokambey. Dirinya membagi testimoni.

“Contohnya waktu saya di utus Pak Olly ke China, saat itu disodorkan beberapa destinasi wisata di Indonesia tap pelaku usaha China mengatakan ingin Sulut dan ingin mengenal Olly Dondokambey, saat Covid lalu justru di Sulut berlangsung pembangunan Hotel Luwansa dan hanya dalam tempo 9 bulan,” katanya.

Menurut Dino, hal yang menarik dari buku itu adalah nilai yang ditinggalkan Olly Dondokambey. “Pertama komitmen, kemudian sinergi, lalu inovasi,” kata dia.

Olly dalam sambutannya mengucapkan terima kasih pada Tribun yang telah menyusun buku tersebut. “Buku ini merekam dengan baik apa yang saya lakukan, ini sangat paripurna,” katanya.(advetorial/diskominfosulut)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.