Dialog dengan FKUB, Pdt Lucky Rumopa: Dubes Jerman Puji Kerukunan di Sulut dan Jalin Kerjasama Pendidikan

oleh -1893 Dilihat
Dubes Jerman untuk Indonesia Ina Lepel saat pertemuan dengan FKUB Sulut, di Lucky Cafe and Restaurant Manado, Kamis 27 Januari 2022.(Foto: ist)

 

MANADO, Swarakawanua.com— Gaung kerukunan antar umat beragama di Sulawesi Utara menarik perhatian dunia luar. Buktinya, Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Sulawesi Utara, Kamis 27 Januari 2022.

Dalam pertemuan di Lucky Café and Restaurant Manado, Dubes Jerman melakukan dialog dengan pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Utara, yang disambut Ketua FKUB Sulut Pdt Lucky Rumopa MTh bersama pimpinan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdatul Ulama (NU),  Muhammadiyah, Keuskupan, Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM),  pimpinan Buddha, pimpinan Konghucu dan Hindu serta dari Pemerintah Provinsi Sulut dalam hal ini Asisten I Denny Mangala dan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Daerah Provinsi Sulut Fransiskus Manumpil.

 

Ketua FKUB Sulut Pdt Lucky Rumopa MTh bersama Dubes Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel.(Foto: ist)

 

Pdt Lucky juga mengatakan, kedatangan Duta Besar  negara federal Jerman Ina Lepel ini adalah jadwal kunjungan resmi untuk bertemu dengan Pengurus FKUB Sulut. “Ini merupakan agenda kedutaan. Dijadikan agenda karena ada isu-isu global yang juga ditangkap oleh duta besar,” ujar Pendeta yang dikabarkan sebagai figur yang paling tepat untuk dipilih sebagai calon Wakil Ketua Bidang Kerjasama dan Lembaga-lembaga BPMS GMIM.

Ditambahkannya, yang menarik dalam kunjungan kerja Dubes Jerman ke Sulut, adalah apresiasinya soal kerukunan yang tercipta, terbina dan terpelihara di Sulut ini. “Kerukunan ini dinilai  oleh Kedutaan Jerman merupakan potensi secara nasional dan memberi warning kepada dunia tentang arti kerukunan. Apalagi dia kaget ada slogan Torang Samua Ciptaan Tuhan dan Torang Samua Basudara yang diterima oleh semua kalangan lapisan masyarakat agama yang ada,” ungkap Ketua Jemaat GMIM Zaitun Makeret ini saat diwawancarai media.

Selanjutnya, dari dialog terungkap, Indonesia dikenal dengan demokrasi yang murni dengan tingkat kerukunan yang sudah mulai tampak sangat baik di mata Eropa. “Dan salah satu parameter itu adalah hajatan-hajatan kerukunan yang dilakukan di Sulawesi Utara, termasuk Pekan Kerukunan Internasional dan Kongres Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama ke-6 dan beberapa event-event, termasuk juga akan ada pertemuan para perempuan nasional antar agama. Jadi nantinya kita memerlukan peranan wanita untuk menjadi motor dalam keluarga untuk membicarakan kerukunan. Karena pendidikan utama yang ada di pendidikan informal adalah keluarga. Oleh sebab itu kita butuh dialog-dialog kerukunan antar perempuan,” ungkap Pdt Lucky yang cukup lama tinggal di Eropa.

Ditambahkannya, Dubes juga membuka hubungan kerjasama dengan FKUB di bidang pendidikan. “Jadi akan ada pertukaran-pertukaran masyarakat untuk studi di Jerman. Jadi anak-anak kita bisa disekolahkan di Jerman. Kerjasama di bidang pendidikan ini adalah program dari Kedutaan Jerman. Dan tentunya pembicaraan kerjasama ini akan saya teruskan kepada Bapak Gubernur Sulut Olly Dondokambey, karena hasil pertemuan ini sangat luar biasa,” tandas Pendeta yang dikenal aktif menulis ini.(*/gyp)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.