MANADO, Swarakawanua.com – Dugaan praktek pungutan liar (Pungli) dilakukan oknum Kepala Sekolah Dasar Santa Theresia Manado ketika melakukan pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA).
Hal ini terungkap setelah orang tua murid yang keberatan dengan biaya Rp.30 ribu per murid untuk biaya pembuatan KIA.
“Setahu kami pengurusan adminitrasi kependudukan di Kota Manado gratis, tapi dalam pemberitahuan grup whatsapp orang tua ada biaya Rp.30 ribu per anak,” ujar orang tua yang enggan namanya disebutkan.
Hal ini sangat disayangkan terjadi karena Walikota Manado Andrei Angouw dan Wakil Walikota Manado Richard Sualang sedang gencarnya memberantas pungli, justru SD Santa Theresia memprakteknya seiring adanya kegiatan Pemerintah Kota Manado di sekolah.
“Inikan kegiatan Pemkot tapi jadi lahannya kepsek,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Santa Theresia Fredy Johanis Tania ketika dikonfirmasi tak menampik adanya tagihan Rp.30 ribu per siswa tapi bukan untuk pembuatan KIA.
“Itu untuk biaya pas foto, karena salah satu syarat pembuatan KIA adalah pas foto,” ujar Fredy di ruang kerjanya, Jumat (13/10/2023).
Menurutnya, karena waktu pelaksanaan sudah dekat jadi pihak sekolah mengambil kebijakan untuk memakai jasa fotographer untuk membuat pas foto bagi siswa.
“Ini tidak wajib karena jika ada pas foto dan telah memiliki pas foto tidak dipungut biaya lagi,” kata Fredy.
Ia juga menyesal terlambat menerima informasi jika pihak Pemkot Manado menyiapkan pemotretan bagi siswa yang belum memiliki pas foto.
“Karena pemberitahuan awal tidak dikatakan adanya pemotretan maka saya mengambil kebijakan untuk menyewa tukang foto. Setelah terlanjut mencetak pas foto baru informasi adanya pemotretan kami terima,” pungkasnya.
Diketahui, Pemerintah Kota Manado dan Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara melakukan pembuatan KIA di beberapa sekolah di Kota Manado salah satunya di SD Santa Theresia Manado.(mey)
