Gunakan AKSI, Tingkat Pelanggaran Siswa SMP Negeri 1 Manado Turun Drastis

oleh -5639 Dilihat
Kepala SMP Negeri 1 Manado, Riva Rori SPd, MPd.

MANADO, Swarakawanua.com – Aplikasi Kedisiplinan Siswa (AKSI) SMP Negeri 1 Manado secara signifikan menurunkan tingkat pelanggaran siswa di sekolah.

Kepala SMP Negeri 1 Manado Riva Rori Spd, Mpd mengatakan, sejak AKSI dilauching pada Februari 2025 lalu tingkat pelanggaran siswa menurun drastis.

“Pada bulan Februari tercatat ada 1700 pelanggaran namun pada Juni pelanggaran berada di bawah 100,” kata Rori kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (17/07/2025).

Menurut Rori, AKSI adalah aplikasi yang dirancang khusus untuk guru mengakomodir siswa-siswa yang tidak taat aturan seperti keterlambatan, melaksanakan proses pembelajaran tidak benar, tidak masuk sekolah tanpa keterangan, hingga perkelahian ataupun bully antara sesama siswa.

AKSI ini memungkinkan orang tua mengetahui pelanggaran yang dilakukan siswa secara real time karena aplikasi ini terkoneksi dengan aplikasi whatsapp orang tua, wali kelas dan guru Bimbingan dan Konseling (BK).

“Jika ada pelanggaran yang dicatat dan di submit oleh guru maka pada pukul 13.00 hari itu juga orang tua, wali kelas dan guru BK akan menerima pemberitahuan lewat aplikasi whatsapp,” ujar Rori.

Dengan adanya aplikasi ini lanjut Rori, menjadi wadah komunikasi orang tua dan guru terkait pelanggaran siswa di sekolah.

Kami berharap orang tua dapat mengetahui pelanggaran yang dilakukan siswa secara dini sehingga bisa meningkatkan partisipasi dalam memberikan dukungan pendidikan di rumah dengan memberikan nasihat, didikan bahkan treatment agar membantu anak lebih berkembang.

Dikatakannya, dalam AKSI ada tata tertib yang dituangkan dalam bentuk poin. Setiap siswa mendapat poin 100 dan akan berkurang jika melakukan pelanggaran. Besaran poin yang berkurang tergantung dengan jenis pelanggaran yang dilakukan.

“Setiap pelanggaran memiliki skor masing-masing. Skor tertinggi yakni 50 untuk pelanggaran membawa senjata tajam dan terendah skor 2 untuk terlambat” kata Rori yang juga menjabat Kepala SMP Negeri 16 Manado.

“Jika poin siswa mencapai nol maka siswa akan dikembalikan ke orang tua untuk dididik di rumah atau sekolah lain yang bisa mendidik siswa tersebut,” tukasnya.

Ditambahkanya, AKSI dibuat dalam rangka meningkatkan tingkat kedisipilinan siswa selama berada diingkungan sekolah terlebih disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran dengan benar.

AKSI telah berbasis Artificial Intelligence (AI) sehingga bisa meromendasikan penanganan dan solusi dari pelanggaran siswa.

“Walaupun menggunakan AKSI, namun dalam beberapa kasus pelanggaran para guru tetap melakukan pendekatan humanis kepada siswa terlebih dahulu,” pungkas Rori.(mey)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.