Minut, Swarakawanua.com – Hadirnya Pandemi Covid 19 atau dikenal dengan Virus Corona bukan saja memberikan dampak negatif bagi kesehatan tapi juga memberikan dampak bagi sektor lainnya dalam kehidupan masyarakat, Khususnya masyarakat Minahasa Utara, selasa 2/2.
Salah salah satu persoalan yang muncul dalam masyarakat adalah ketersediaan stok bahan pangan bagi masyarakat dengan harga yang murah dan terjangkau.
Ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat di era pendemi covid 19 merupakan sesuatu yang sangat urgen. Ketahanan pangan sebagai satu kondisi dimana masyarakat dapat mengakses baik fisik dan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pokok pangan yang aman dan bergizi tinggi dalam menjalani Hidup sehat di era pandemi Covid 19.
Persoalan Pemenuhan kebutuhan pokok yaitu pangan rakyat di era pandemi covid menjadi persoalan di banyak tempat, sehingga memerlukan langkah strategis oleh pemerintah daerah dalam rangka menjamin ketersediaan stok bahan pangan serta menjamin kemampuan masyarakat untuk mengakses bahan pangan bergizi tinggi dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan di era pandemi covid 19.
Kerap terjadi pada sektor ketahanan pangan adalah berkurangnya pasokan diakibatkan produksinya menurun.
Rantai pasok bahan pangan terganggu yang mengakibatkan masyarakat kehilangan akses pangan yang mengancam pemenuhan gizi di era pandemi.
Untuk mengatisipasi hal tersebut salah satu Akademisi Unima yang juga Ketua cendikiawan muda Minahasa Utara (CMM) Dr. Edwin Wantah,M.Pd,MA memberikan pendapat dan masukan bagi Pemerintahan baru JGKWL agar dapat mengantisipasi persoalan ini dengan program ketahanan pangan Minahasa Utara, dengan mendorong masyarakat Minut untuk bercocok tanam, memanfaatkan lahan-lahan produktif, kebun dan halaman rumah untuk menanam bahan pangan seperti sayur, umbi umbian, buah, rempah rempah serta bahan pangan lainnya.
Pemerintah dapat menfasilitasi lewat OPD terkait seperti Dinas Pertanian dan Juga Dinas Ketahanan Pangan dalam menyediakan bibit dan pupuk untuk tanaman pangan rakyat serta mendorong program mari menanam memanfaatkan lahan produktif.
Saya yakin Bupati dan Wakil Bupati terpilih JGKWL sudah memiliki strategi jitu mengatasi masalah ini, tinggal di buktikan dengan komitmen menjaga ketersediaan pangan rakyat di era pandemi Covid 19 yg sudah mereka lakukan jauh sebelum di lantik menjadi Bupati dan wakil Bupati dimana pasangan calon JGKWL sudah terlibat aktif bersama petani dan masyarakat Minahasa Utara menggalakan program menanam tanaman pangan.
Hal ini tentunya akan terus dilakukan oleh JGKWL,
program lainnya yang dapat dilakukan oleh pemerintahan baru Minahasa Utara adalah menjamin ketersediaan lahan pertanian untuk tanaman pangan rakyat yang cukup dengan mencegah alih fungsi lahan pertanian produktif yang ada di Kabupaten Minahasa utara, melakukan diversifikasi pangan rakyat, serta memastikan adopsi sistem pertanian moderen seperti konsep pertanian terpadu (integrated Farming System) dimana di satu lokasi pertanian dapat menghasilkan beberapa produk pangan rakyat.
Keuntungannya selain dapat di konsumsi dalam skala rumah tangga dapat juga di jual untuk menambah pendapatan masyarakat.
Program ketahanan pangan di Minahasa Utara sudah di lakukan oleh Bupati dan Wakil Bupati terpilih JGKWL jauh sebelum terpilih menjadi Bupati dan wakil Bupati dan hanya perlu di implementasi secara masif di tingkat Desa Dan Kelurahan karena memberi manfaat signifikan.
Saran dari Akademisi Unima Dan Ketua Cendikiawan Minahasa Utara Dr. Edwin Wantah,M.Pd,MA alokasi dana refocusing APBD Minahasa Utara dapat juga di alokasikan pada program penyediaan pangan rakyat sehingga berdampak pada ketersediaan pangan yang cukup dan mudah diakses oleh rakyat serta dapat memberi pendapatan ekonomi bagi rakyat Minahasa utara.
(Mario)