Minut, Swarakawanua.com – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara, dr Stella Safitri beberkan hasil temuan BPOM terhadap 39 bets dari 26 sirup yang diduga mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).
Dikatakan Stella, walaupun di temukannya kandungan cemaran EG dan DEG, tidak menyimpulkan bahwa penggunaan obat tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut.
“Selain penggunaan obat, masih ada beberapa faktor resiko penyebab kejadian gagal ginjal akut seperti, infeksi virus, bakteri leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in- children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca Covid-19,” jelas Stella.
Lanjut dia, BPOM telah memerintahkan kepada industri farmasi pemilik izin edar untuk melakukan penarikan lima sirup obat tersebut dari peredaran di seluruh Indonesia.
“Penarikan dilakukan di seluruh outlet diantarannya, pedangang besar farmasi, instalasi farmasi Pemerintah, Apotek, Instalasi farmasi rumah sakit, Puskesmas, klinik, toko obat, dan praktik mandiri tenaga kesehatan,”ungkapnya.
Ia berharap masyarakat tidak perlu khawatir sebab, Kemenkes dan BPOM terus menelusuri penyebab gangguan gagal ginjal akut.
“Hingga saat ini semua obat jenis sirup masih belum bisa di konsumsi, kami masih menunggu keputusan resmi dari Kemenkes,” tukas Stella.
Berikut 5 obat sirup yang di temukan mengandung EG dan DEG :
1. Termorex Sirup (obat demam)
2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu)
3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu)
4. Unibebi Demam Sirup (obat demam)
5. Unibebi Demam Drops (obat demam)