Minut, Swarakawanua.com – Bertempat di Grand Kawanua Hotel Komisi Pemilihan Umum (KPU) Minahasa Utara (Minut) gelar Forum Group Discussion (FGD) terkait logistik dan peran media pada masa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, kamis 11/3/21.
Ketua KPU Minut Hendra Lumanauw saat membuka kegiatan mengatakan, saat ini masih dalam suasana kerja Pilkada. KPU Minut masih banyak menyelesaikan agenda dalam rangka kerja-kerja Pilkada kemarin.
“Perlu diketahui terkait logistik, KPU Minut sudah menjalani dengan tepat berdasarkan regulasi yang berlaku,” tutur Lumanauw didampingi anggota KPU Minut Dikson Lahope.
Dalam pengawasan logistik pada Pilkada 2020, Bawaslu Minut melakukan sesuai dengan kewenangan yang diatur oleh Undang-Undang (UU).
“Pengawasan logistik Pilkada ada dua yakni perlengkapan pemungutan suara dan perlengkapan lainnya, termasuk perencanaan, pengadaan, pendistribusian dan itu harus dilaksanakan oleh KPU,” terang Ketua Bawaslu Minut Simon Awuy.
Ketua PWI Sulut Voucke Lontaan menjelaskan, dari survei yang dilakukan terkait kode etik jurnalistik. Seorang jurnalis itu pada Pilkada bertindak sebagai wasit, agar tidak terjadi pengkotak-kotakan sehingga terhindar dari delik pers.
“Ada 11 pasal yang mengatur sebagai jurnalis dan kita wajib melaksanakan itu. Saya melihat juga berkat teman-teman jurnalis antusias Pilkada 2020 meningkat,” tandas Lontaan.
Hal senada dikatakan Ketua AJI Manado Lynvia Mandey Gunde ada dua proses jurnalistik yakni tekhnik dan ilmu dan itu yang menjadikan perbedaan dengan media sosial.
“Untuk itu, jurnalis harus meningkatkan kompetensi agar informasi yang dirangkum media massa berbeda dengan media sosial. Pers itu harus memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui dan menegakkan nilai dasar demokrasi dan mendorong terwujudnya supremasi hukum dan HAM. Pasca Pilkada ini, jurnalis wajib menagih atau mengingatkan apa yang menjadi janji kepala daerah pada saat kampanye setelah duduk memimpin,” imbuh Lynvia.
Pemerhati media massa Raymond Mudami mengiyakan apa yang menjadi pernyataan dari Ketua PWI dan AJI dan itu merupakan bingkai dari apa yang akan disampaikan. Untuk saya sendiri mengatakan ada benang merah yang sangat tegas terkait Pilkada di Minut yang dinyatakan terbaik.
“Disini ada tanda awas, karena dari yang terbaik bagaimanapun masih ada yang perlu diperbaiki,” ungkap Mudami.
Sementara itu Ketua IJTI Sulut Amanda Komaling mengungkap jika Pilkada 2020 masih perlu evaluasi dan sebagai jurnalistik itu wajib menjadi perhatian kita. Kita perlu ingat, jurnalis jangan pernah menghianati profesi terutama pada Pilkada. Jika ingin menjadi Tim Sukses (TS), silahkan dengan menanggalkan profesi jurnalis untuk sementara,” tutup Komaling sembari kembali mengingatkan jadilah jurnalisme positif.
Sebelum kegiatan dibuka dengan doa oleh ibu Anita Sengkey dan acara dipandu moderator Grace Wakari. (Mario)