Minut, Swarakawanua.com – Landmark Lumalundung yang terletak di Zero Point, Jalan SBY, menjadi salah satu icon bagi Kabupaten Minahasa Utara (Minut).
Namun di balik keindahan tersebut, Duta Budaya Taretumou Minut Benhard Holderman, mempertanyakan kebijakan Pemerintah tentang perubahan warna pada Landmark Lumalundung.
Kepada Swarakawanua.com, Benhard mengaku jika Landmark Lumalundung saat ini lebih keren, akan tetapi baginya, perubahan yang dilakukan jangan mencederai nilai tradisi, Kamis 23 Maret 2023.
“Bukan masalah warna merah, kuning, hijau atau biru, tapi kita jangan merubah nilai sejarah yang ada, Lumalundung (Lelemdem) memiliki arti awan atau kabut putih, kita cat sesuai arti dari Putri Lumalundung,” katanya.
Lanjut dia, nilai tradisi akan berlanjut dari generasi ke generasi, bagaimana mungkin kita akan menceritakan kisah nenek moyang kita namun tidak sesuai fakta.
Ia mempertanyakan kebijakan instansi terkait dalam pengambilan keputusan warna pada Landmark Lumalundung.
“Apa mungkin mereka (Instansi terkait) melakukan hal tersebut tanpa pengetahuan akan Lumalundung? Ataukah ini hanya seperti sebuah kalimat, Asal Bapak Senang (ABS),” ungkap Bendhard.
Sebagai salah satu warga Minut, Bendhard selalu mendukung setiap program Pemerintah untuk membangun Tanah Tonsea.
Dikatakannya, salah satu visi dan misi Bupati Joune Ganda dan Wakil Bupati Kevin William Lotulung yakni Storynomics Tourism.
“Minut telah dipilih menjadi DPSP, dengan begitu Bupati ingin mengangkat dunia pariwisata berbasis budaya, jangan sampai ABS ini merusak bukan hanya visi dan misi tapi nilai sejarah bangsa Minahasa,” tukasnya. (MJS)