Mengaku Aspri Dan Bupati Joune Ganda, Pemilik Perusahan Dimintai Uang 30 Juta?

oleh -789 Dilihat

Minut, Swarakawanua.com – Lagi kekuasaan Bupati Joune Ganda diduga dijadikan tameng untuk meminta sejumlah uang kepada salah satu pimpinan perusahaan.

Kali ini dari hasil mengulik yang didapat dari salah satu pimpinan perusahaan, Selasa 23 Agustus 2022, terinformasi jika oknum yang membawa nama Joune Ganda terindikasi mengaku dia sebagai salah satu Aspri.

Menurut pengakuan pemilik perusahaan yang meminta namanya tidak disebut, oknum Aspri tersebut menelpon dan mengatakan jika Bupati Joune Ganda ingin berbicara.

“Kejadiannya waktu itu dua bulan lalu, Aspri ini menelpon jika pak Bupati ingin bicara. Tentu saya kaget, ada apa sampai Bupati langsung ingin berbicara kepada saya,” tuturnya.

Dalam pembicaraan itu, Aspri mengatakan jika bupati lagi sementara rapat. Nanti abis rapat bupati akan menelpon langsung.

“Setelah dua jam, tiba-tiba ada yang menelpon dengan nomor lain dan mengaku sebagai bupati,” ungkapnya.

Dalam percakapan, bupati meminta pertolongan kepada pimpinan perusahaan untuk menyiapkan uang sebesar Rp30 juta.

“Anehnya, dalam benak saya kok bisa seorang bupati ngomong seperti itu. Tapi saya terus saja melayani percakapan dengan oknum tersebut,” ucapnya.

Disinggung apa tujuan orang yang mengaku bupati meminta uang, sang pemilik perusahaan mengaku katanya untuk membantu teman yang akan turun dari bandara setelah tiba di Manado.

“Menurut dia yang entah bupati atau bukan, jika dirinya hanya ingin membantu teman, karena temannya ini yang berjuang waktu Pilkada sehingga dirinya bisa menjadi bupati saat ini,” bebernya.

Karena diberi keyakinan, pimpinan perusahaan akhirnya menyetujui akan menstransfer uang Rp30 juta itu.

“Namun kemari-kemari saya makin curiga, nomor yang mengaku bupati terus menelpon. Dan saat meminta nomor rekening, yang mengaku bupati ini tidak kunjung memberikan. Bahkan dia mengatakan akan memerintahkan Asprinya yang akan mengambil uang tersebut,” terangnya.

Namun seakan tidak ada kepastian, sang pemilik perusahaan enggan lagi menanggapi. Bahkan dirinya mengaku terus di telepon yang mengaku bupati, tapi dirinya enggan merespon.

Pengamat Pemerintahan Sulut Rusly Ma’ruf saat dikonfirmasi terkait ini mengatakan, hal seperti itu memang kerap terjadi membawa-bawa nama seorang pimpinan.

“Dalam artian kasarnya “menakut-nakuti” untuk memenuhi kemauan mereka. Untuk itu, sebaiknya permasalahan ini segera dibawa ke ranah hukum, agar pihak yang berkompoten melakukan penyelidikan, karena ini unsurnya merusak nama baik seseorang,” tegas Ma’ruf. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.