Minut, Swarakawanua.com – Polemik PT. MSM/TTN anak perusahan dari PT. Archy Indonesia, Tbk dan Masyarakat Tambang Talelu terus berlanjut.
Bagi rakyat penambang, PT. MSM/TTN seakan sedang bermain panggung sandiwara. Janji yang diungkapkan hanya kata-kata manis.
Bukan hanya itu, menurut mereka, pihak PT MSM/TTN sangat tidak beradab.
Dari pengakuan salah satu penambang. Pagi hari, pihak PT. MSM/TTN berlagak bak preman.
Pagi itu, sejumlah Security mendatangi Daseng sambil membawah sajam sejenis parang. Sontak hal itu membuat beberapa penambang takut.
“Saya kaget pas tidur terdengar suara orang sedang memotong, ternyata mereka ingin membongkar tempat ini, tali terpal sudah di potong,” kata salah satu penambang, Jumat 8 Juni 2023.
Tak sampai disitu, siang harinya, salah seorang yang mengaku sebagai Legal PT. MSM/TTN secara Arogan datang dan menyatakan bahwa lahan tersebut merupakan milik PT. MSM/TTN.
“Saya wakil dari perusahaan, ada juga dari Pam Obvid. Lokasi ini milik perusahan, sesuai dengan surat Akte Jual Beli (AJB) yang ada di Polres, kalau mau tanya surat ada di Polres,” katanya sambil meminta agar tidak memotong pembicaraanya.
Pria itu membeberkan, status ini sudah naik ke ranah hukum, dan sudah berproses di Satreskrim Polres Minut.
“Penyidiknya Iptu Apson, dan ini sudah masuk ke proses penyidikan. Terakhir bulan yang lalu tanggal 21 ada surat dari Kapolres yang di tanda tangani oleh Kasat Reskrim, yang mana tidak ada lagi yang beraktifitas di lokasi MSM/TTN,” tegasnya.
Ia mengatakan, kemarin sempat kita tutup, tapi hari ini kita dengar juga dan sudah di laporkan ke pimpinan kita yang ada di Grand Kawanua bahwa sudah di buka kembali dengan cara memaksa.
“Jadi perintah undang-undang, tidak ada lagi kegiatan di lokasi ini untuk penambang, dianggap penambang ilegal itu aja. Kita serahkan ke Pam Povid yang ada disini, Polsek dan Security tutup, tutup sekarang ini juga,” kata dia dengan suara lantang.
Akibat sikap arogansi pria tersebut, memicu emosi dari para penambang. Pasalnya, di dalam lubang masih terdapat sekira 20 pekerja yang sedang berjuang demi anak dan istri.
“Kamu gila ya, di dalam masih ada pekerja, anda mau mengubur mereka hidup-hidup?,” Teriakan para masyarakat penambang.
Adu mulut terjadi, anehnya, sudah mengaku pihak Legal dari PT. MSM/TTN, pria arogansi itu, terkesan meremehkan para kuli tinta.
Ketika dicecar sejumlah pertanyaan dari awak media, pria itu malah memalingkan badanya sambil berkata ini bukan kewenangan saya.
“Sikap seperti apa itu, mengaku Legal, sudah menyatakan perintah undang-undang, ada surat dari Kapolres Minut, tapi saat ditanya untuk membuktikan ucapannya, malah bilang ini bukan ranannya, ini bukan kewenangannya, aneh,” kata salah satu wartawan.
Sambil dipagar badan parah security, pria tak dikenal itu pun menjauhi lokasi tambang diikuti life banyak orang yang langsung gempar di sosmesd.
Beberapa saat semua oknum dan sekurity pihak PT MS/TTN turun meninggalkan lokasi.
Sekitar dua jam kemudian, para security kembali lagi, langsung menghentikan pekerjaan para penambang, yang menurut mereka adalah tindak lanjut perintah perusahaan.
Melihat para security memegangi tali, para penambang di area pun meminta agar security jangan menyentuh apa-apa, karena ada 20 pekerja di dalam lubang.
Sonny Mongkauw menahan bagian tali blok sambil berujar, agar salah satu security yang memegang tali blok melepas pegangannya.
“Kamu jangan pegang tali itu, kasihan saudara-saudara kita yang dalam lubang,” katanya dengan suara keras.
Security itu kaget dan mundur dengan cepat tanpa melihat ke belakang, kalau ada fully blok. Akibatnya, bagian pinggang security tersebut tampak memar karena benturan itu.
Pihak perusahaan terus bersikukuh menutup lokasi, sehingga beberapa penambang pun terus berkoar, namun tidak ada upaya untuk beradu fisik.
“Sekali lagi kami minta, perusahaan pakailah rasa kemanusiaan. Kami disini mencari untuk makan agar dapat menyambung hidup kami. Kami hormati hukum dan undang-undang. Tapi jangan tutup lubang ini karena didalam lubang ada puluhan manusia, kami bukan binatang,” pinta Joshua salah satu penambang.
Melihat salah satu penambang sudah tak mampu menahan kesedihan sehigga tak sadarkan diri, para security kembali keluar dari lokasi sehingga suasana kembali tenang.
Para penambang melanjutkan pekerjaan, kemudian mengambil material galiannya diangkut untuk biaya pengobatan dari Esau Dipan (pemilik lubang) karena saat ini lagi berada di rumah sakit (sedang di opname).
“Kami juga menyesalkan, sampai saat ini perusahaan tidak pernah wujudkan janji mereka. Sampai detik ini kami selalu diancam, kata mereka silahkan berurusan dengan Polres, sementara kami tidak pernah melihat AJB maupun legalitas resmi perusahaan,” tutup salah satu dari para penambang. (MJS)