NGAWI, Swarakawanua.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyesalkan fakta bahwa daerah pinggiran di Indonesia kerap mendapatkan bahan pangan ilegal dari negara tetangga.
Sekitar tiga bulan lalu, saat mengunjungi Kepulauan Riau, ia menemukan fakta Kepulauan Riau menerima selundupan beras, bawang, dan cabai.
“Di Kepri ditemukan selundupan beras, bawang, cabai pun diselundupkan padahal tanam di pot selesai. Males sodara-sodara kita di perbatasan, masa cabai dikirimi, bawang dikirimi, padahal tanah terlantar,” kata Amran usai panen benih padi hibrida Sembada B9 di Desa Ngompro, Ngawi, Jawa Timur, Kamis (27/10/2016).
Mentan Minta Rp1,2 Triliun Biaya Perjalanan Dinas Dialihkan untuk Penambahan Alsintan Penanaman Benih Padi Hibrida Untungkan Petani dan Buruh Tani BrandconnectIbu yang Bijak Lakukan 5 Hal Ini untuk Lindungi Kesehatan Keluarga Saat itu pula Amran langsung meminta pemerintah daerah setempat dan para petani membuka 5-10ribu hektare (ha) lahan dibuka untuk pertanian.
Sementara untuk anggaran dan alat mesin pertanian ditanggung pemerintah pusat. “Dalam waktu dekat akan kami tinjau,” ujar Amran.
Selain Kepulauan Riau, Amran juga sedang berusaha membangun ketahanan pangan di daerah perbatasan lainnya seperti Entikong, Kalimantan Barat. Amran mengatakan, ada jenis beras yang sangat diminati warga Malaysia dan harga jualnya sangat tinggi.
“Di Entikong beras kita Raja Uncak harga Rp80 ribu per kilogram di perbatasan disenangi Malaysia,” kata Amran.
Ia akan mendorong supaya daerah perbatasan mampu mengimpor bahan pangan ke negara tetangga terdekat. “Kepri me-supply Singapura, Entikong me-supply Malaysia, NTT me-supply Timor Timur,” ucap Amran. Amran berkelakar, proses impor di perbatasan sangat mudah. “Kalau kita tanam di perbatasan lempar ke sebalah sudah ekspor makanya kita membangun dari pinggiran,” ungkapnya. (Egen)