SULUT, Swarakawanua.com – Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE, melalui PLT Asisten I Pemerintahan dan Kesra Provinsi Sulut, Roy Mewoh, Kamis (24/11) resmi membuka Rapat Koordinasi (Rakor) sinergitas pelaksanaan keamanan dan ketertiban di ruang CJ Rantung Kantor Gubernur.
Mengutip pernyataan Gubernur, Mewoh mengutarakan, kegiatan ini bertujuan mengoptimalkan permasalahan guna mengefektifkan keamanan dan ketertiban yang merupakan kewajiban warga Negara terutama masyarakat Sulut.
“Pasal 30 ayat satu memaparkan, setiap warga negara wajib menjaga keamanan dan ketertiban.Dan ini merupakan hal mutlak melalui upaya strategis dalam mengoptimalkan keamanan dan ketertiban,” ujar Mewoh menambahkan issue Sara dan paham radikalisme harus disikapi.
Sementara, Kapolda Sulut Irjen Pol Wilmar Marpaung berharap seluruh ormas dapat hadir dalam Rakor ini, sehingga dapat diaplikasikan guna mewujudkan keamanan ketertiban sehingga kondusif aman dan terkendali.
“Kegiatan Ini bertujuan mengantisipasi hal yang tidak diinginkan serta menjaga keamanan dan ketertiban Sulut.Karena kita tahu Indonesia terjadi permasalahan seperti penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta non aktif Ahok berujung demo (14/11),” ujar Kapolda mengungkapkan apalagi informasi didapat demo akan berkelanjutan (25/11) dan (2/12) sehingga Pak Kapolri mengimbau seluruh rakyat Indonesia menjaga persatuan dan kesatuan.
Lebih lanjut Marpaung meminta Masyarakat Sulut jangan ikut demo di Jakarta, dan tidak ada lagi demo-demo tandingan.
“Rencananya (30/11) akan dilaksanakan apel Nusantara Bersatu bertujuan menampung aspirasi guna mengantisipasi demo anarkis,” pungkas Dia mengatakan dalam kegiatan tersebut akan dilakukan pertemuan Ormas dan lainnya.
Senada dengan itu, Dandrem 131 Santiago Brigjen Soleman Agusto menyikapi situasi yang akan dihadapi kedepan.Dia melihat sejarah abad ke 7 dan 14 kerajaan Majapahit dahulu wilayahnya luas, namun seiring waktu kerajaan itu sekarang sudah tidak ada, dikarenakan Daerah yang tidak kondusif.
“Begitu pun Bung Karno mengatakan perjuangan mudah, namun lebih sulit menghadapi Negaramu sendiri,” ujar Dandrem menuturkan sumber daya Indonesia membuat Negara luar tergiur.
Dia pun mengharapkan agar tokoh agama selalu mengingatkan warganya dalam pelaksanaan ibadah-ibadah.Baik Nasrani dan Muslim.
“Sehingga ditegaskan lagi jangan ada lagi demo-demo, atau ikut-ikutan seperti di Jakarta,” tandas Dia.
Karena, menurut Dandrem jika terjadi kekacauan maka TNI/Polri tidak mampu mengatasi luas Negara sebesar Indonesia.
“Sehingga diperlukan toleransi Ormas dan tokoh-tokoh agama.Karena jika terjadi kekacauan, membuat Negara luar tertawa.Sehingga mari kita bergandengan tangan bersama mengantisipasi permasalahan ini,” pinta Agusto.
Diketahui Rakor tersebut diadakan dialog Forkopimda Sulut bersama Ormas seperti Brigade Manguni, Laskar Kabasaran, Milisi Waraney, Tokoh adat Suku Bantik, KNPI Sulut, Anshor, Serikat Buruh, GMNI Sulut beserta Ormas lainnya dihadiri Dan Lantamal, Dan Lanudsri, Pejabat di Lingkungan Pemprov Sulut, Pejabat Sipil dan TNI/Polri, pimpinan ormas, dan undangan lainnya. (Egen)