MINAHASA, Swarakawanua.com – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey kembali terpilih sebagai Ketua Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak Persatuan Gereja-gereja Indonesia (FK-PKB PGI) periode 2023-2028.
Hal ini telah disepakati dalam Konsultasi Nasional (Konas) ke XVI yang diadakan di Hotel Yama Tondano, Kabupaten Minahasa, Jumat (8/9/2023).
Diketahui, terpilihnya Gubernur Olly Dondokambey berdasarkan hasil komisi nominasi, yang telah disahkan dan disetujui oleh seluruh peserta yang bersidang.
Dalam keputusan yang diambil, ada empat poin yang disepakati bersama. Dalam tahapan komisi nominasi yang berlangsung, Kamis (7/9/2023) malam. Diketuai oleh Pdt Adrie Oktavianus Massie Satu dari GEPSULTRA dan Sekertaris Dr (Cand) Steven Kambey SHut MH.
Yang pertama menyepakati untuk memilih Olly Dondokambey untuk calon tunggal dan demikian menyetujui calon terpilih sebagai Ketua Umum Forum Komunikasi Pria Kaum Bapa Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia untuk periode pelayanan tahun 2023 sampai dengan tahun 2028.
Kedua, bahwa komisi nominasi menugaskan ketua umum terpilih sebagai formatur tunggal dan menyerahkan tanggungjawab penyusunan struktur pengurus pusat FK-PKB PGI periode pelayanan 2023-2028 kepada Prof (HC) Olly Dondokambey SE dengan memperhatikan keseimbangan akomodasi antar Sinode dan Wilayah Pelayanan.
Ketiga, bahwa atas pertolongan Allah Bapa dalam Kasih Yesus Kristus Kepala Gereja dan tuntunan Kuasa Roh Kudus, ketua umum terpilih sebagai formatur tunggal telah memutuskan susunan pengurus pusat FK-PKB PGI Periode Pelayanan 2023-2028 sebagaimana terlampir, keputusan Ketua Umum Terpilih tidak dapat diganggu gugat.
Dan keempat, bahwa Ketua Umum Terpilih Olly Dondokambey telah menyatakan kesediannya untuk menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan dan diminta menyampaikannya dihadapan peserta.
Adapun dalam sambutannya, Olly mengucapkan terima kasih untuk kepercayaan memimpin FK-PKB PGI. Kata dia, amanah ini merupakan pekerjaan bersama yang harus dilakukan.
Olly kemudian mengimbau jika tugas tanggung jawab gereja harus bersatu bukan memisah-misahkan diri.
“Kalau kita bersatu pasti saya percaya kita akan lebih kuat untuk menghadapi tantangan-tantangan yang semakin hari semakin tinggi, persoalan-persoalan keimanan kita, baik gangguan dari eksternal maupun dari internal,” imbaunya.
“Kalau kita bersama-sama, kita serahkan dan kita percaya apa yang Tuhan berikan bagi kita, saya kira segala sesuatu tidak ada yang mustahil bisa dikerjakan untuk melayani para jemaat kita. Tugas seorang bapa menjadi imam di dalam keluarga,” sambung Olly.
Olly berharap seluruh pengurus yang sudah masuk dalam struktural agar bisa berkomunikasi dan berinteraksi lebih baik ke depan.
Apalagi, tambah Olly, tugas tanggung jawab ke depan semakin kompleks. Generasi-generasi baru seperti generasi milenial dan generasi z menjadi tantangat tersendiri sebab situasinya sudah berbeda dengan dulu.
“Kalau dulu bisa dengar informasi dari satu arah kalau sekarang semua arah bisa mendengar,” tambahnya.
Olly meminta peran orang tua dalam mengawasi anak untuk lebih ditingkatkan, hal ini dikarenakan akan berpengaruh bagi tumbuh kembangnya dan generasi selanjutnya.
“Kalau kita sebagai orang tua tidak bisa membimbing arahnya ini, ah ini akan berdampak sangat negatif bagi kehidupan keluarga kristen ke depan,” tandas Olly.(mey)