Penanganan Hog Cholera Terkesan Lamban

oleh -879 Dilihat
Kepala Balai

SULUT, Swarakawanua.com – Penanganan Kolera Babi (Hog Cholera, red) Di Sulawesi Utara (Sulut) terkesan diam di tempat,

Kepala Balai
Kepala Balai Keswan Dan Kesmas Veteriner Provinsi Sulut Ir Grace DM Sela

padahal berdasarkan informasi Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Provinsi Sulut, virus tersebut sudah masuk di tanah Bumi Nyiur Melambai.

Diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Novly Wowiling saat dikonfirmasi wartawan Swarakawanua.com Rabu (4/5) di kantornya, memastikan Sulut sudah ada wabah Hog Cholera, namun hingga saat ini belum dilakukan penanganan dari Balai terkait, sementara pihaknya sudah siap melaksanakannya.

“Sulut sudah ditemukan virus Hog Cholera, namun kami tinggal menunggu Balai terkait melakukan penanganan intensif secara bersamaan,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Balai Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Veteriner Provinsi Sulut, Ir Grace DM Sela beda argumen dengan Kabid Peternakan Sulut.Pasalnya, Sela mengatakan Pihaknya sementara menunggu informasi dan data dari Kabupaten/Kota Se Sulut, baru nantinya turun melakukan penanganan.

“Sepengetahuan Saya, hingga saat ini belum terindikasi virus Hog Cholera.Terakhir virus tersebut masuk di Sulut Tahun 1990-an di Kawangkoan (Minahasa).Dan untuk sekarang, Kami sedang menunggu data serta informasi dari Dinas Kabupaten/Kota barulah melakukan penanganan,” jelasnya.

Untuk pentasipasian, Dia menambahkan sosialisasi akan terus dilakukan disertai persiapan pengobatan sebanyak 50 ribu dosis dan vaksinasi rutin untuk bayi ternak babi.

“Diharapkan kepada peternak jika ada hewan babi yang didapati terkena virus, agar segera diisolasi terlebih dibasmi, supaya tidak terjangkit pada ternak babi lainnya.Terlebih dagingnya tidak dikonsumsi manusia, karena dapat merugikan kesehatan.Dan diminta kandang tersebut dibersihkan,” pintanya.

Diketahui salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus pada babi adalah Hog Cholera, dan jika dagingnya dikonsumsi manusia akan berdampak negatif pada kesehatan.Sehingga peternak babi diharapkan untuk segera memusnahkannya.(Egen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.