MITRA, Swarakawanua.com– Program Bupati Minahasa Tenggara (Mitra) James Sumendap, SH, MH, bersama Wakil Bupati Drs. Jesaja Jocke Legi (JL) terbukti. Dima na, dalam visi dari kedua pemimpin tersebut yaitu, Kabupaten Mitra Berdaulat, Berdikari Dan Kepribadian.
Hal tersebut dibuktikan dengan, pemberian penghargaan Kementerian Agama Republik Indonesia bagi kelima desa di wilayah Desa Minanga Raya, Kecamatan Posumaen.
Adapun nama-nama desa paling rukun antar umat beragama di Kabupaten Mitra yaitu, Minanga, Minanga Timur, Minanga Satu, Minanga Dua, dan Minanga Tiga.
“Saya memberikan apresiasi tinggi kepada warga masyarakat yang ada di Desa Minanga Raya, karena mampu menjaga kerukunan antar umat beragama. Inilah yang salah satu Visi saya bersama bapak Bupati James Sumendap, SH, MH,” ujar Legi.
Iapun menambahkan, diakhir periode kepemimpin kami JS-JL. Marwah dari Visi kami tetap terus terjaga sampai saat ini, kamipun berharap, kelima desa ini menjadi contoh bagi desa-desa lainya di Minahasa Tenggara.
Lebih lanjut iapun mengatakan, toleransi serta kebersamaan yang sampai ini tetap tercipta biarlah menjadi nilai luhur dalam kebhinekaan.
“Semua aspek kehidupan harus saling menopang, khususnya di desa, tokoh agama harus menciptakan kerukunan antar umat beragama secara berkelanjutan.Menjaga kerukunan menjadi tanggung jawab dari seluruh komponen masyarakat,” tandasnya.
Sementara itu Constantine Ratuliu mewakili para kepala desa di Minanga Raya mengungkapkan, kerukunan antar umat beragama terus dipelihara oleh masyarakat, dan pemerintah.
“Tidak ada yang dibeda-bedakan, jika ada acara suka dan duka semua warga saling bergotong royong tanpa memandang dia berasal dari agama atau golongan apa pun,” katanya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, masyarakat mengutamakan untuk saling menjaga toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.
“Ini juga didukung oleh para tokoh-tokoh agama, yang ikut mengajak masyarakat saling bertoleransi,” jelas Kepala Desa Minanga ini.
Sementara itu Anggota DPRD Minahasa Tenggara Rasni Pontororing mengungkapkan, kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Minanga Raya merupakan warisan dari para orang tua.
“Sejak dulu orang tua kami sudah mengajarkan hidup rukun, meski berbeda agama. Ini yang kami jaga dan pelihara,” kata Rasni.
Bahkan ia mengungkapkan jika ada perayaan Natal maupun Idul Fitri, seluruh warga saling bersilaturahmi kepada sanak saudara dan kerabat.
“Baik warga Kristen maupun Islam sama merayakan hari besar keagamaan,” jelasnya.
Selain itu secara bersama-sama warga di Minanga Raya anti terhadap radikalisme, maupun paham yang memecah belah kehidupan bermasyarakat.
“Kami warga yang terbuka. Namun jika ada yang datang dengan paham yang ingin mengganggu kehidupan kerukunan antar umat beragama, maka kami akan bersama-sama menolak, karena kami tidak mau ada perpecahan,” tandasnya.(CIA)