Manado,Swarakawanua.com-Salah satu ciri khas Sulawesi Utara adalah minuman cap tikus. Cap tikus yang terbuat dari nira aren ini ternyata jika diolah sedikit lagi bisa menjadi bioethanol sebagai bahan campuran untuk hasilkan bensin.
Ini tercetus oleh dua anggota DPRD Sulut Sandra Rondonuwu dan Jems Tuuk.
Dua politisi PDIP Sulut ini berpendapat hasil penelitian menunjukan minuman Cap tikus mampu menghasilkan Bioetanol yang menjadi bahan campuran untuk pembuatan bensin.
“Bioetanol umumnya digunakan sebagai campuran dalam bahan bakar bensin, seperti campuran E10 (10 persen bioetanol) atau E85 (85 persen bioetanol), kenapa tidak Cap tikus kita perjuangkan agar dipakai oleh pemerintah pusat,” lugas Srikandi PDIP yang kerap disapa Saron disela-sela giat Pansus Pajak dan Retribusi daerah, Selasa (26/09/2023).
Saron yang juga Ketua Komisi II DPRD Sulut ini mengungkapkan ini akan diperjuangkan untuk dibawa ke instansi pusat terkait. Penegasan juga disampaikan Jems Tuuk DPRD Sulut melalui Komisi II akan menyampaikan ini untuk meyakinkan pemerintah pusat agar menggunakan Cap tikus.
“Yang harus dilakukan sekarang, penghitungan campuran Bioetanol yang dihasilkan Cap tikus seperti apa yang berdampak pada oktan di bensin, sehingga bisa yakinkan bahwa Cap tikus layak dan pantas untuk digunakan,” lugas Politisi kritis asal dapil Bolmong Raya ini.
Kedua figur Politik ini sepakat untuk kesejahteraan petani Cap tikus tidak hanya digunakan sebagai minuman berakohol. (*)