TONDANO, Swarakawanua.com– Sebagai penyegaran dan menyegarkan kembali nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia, Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI utusan Sulut Ir Stefanus BAN Liow MAP sebagai salah satu dari 45 Anggota Badan Sosialisasi MPR RI, menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, kepada elemen masyarakat di Tondano Utara, Selasa 25 Mei 2021.
“Tujuan Sosialisasi Empat Pilar ini adalah untuk mengingatkan kembali, menyegarkan kembali seluruh komponen bangsa dan negara dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia,” ujar Liow dalam pertemuan di aula gereja GMIM Eben Haezar Wulauan, Tondano Utara.
Dijelaskan Senator Liow yang tergabung dalam Komite II DPD RI ini, salah satu tugas MPR RI adalah menyosialisasikan empat pilar Bangsa Indonesia. “Empat pilar yaitu Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD Negara RI sebagai Konstitusi dan Ketetapan MPR RI, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Bentuk Negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara,” jelasnya lagi.
Dalam pertemuan dengan menerapkan protokol kesehatan ini, Liow menjelaskan, dengan penyegaran kembali terhadap nilai-nilai luhur ini, diharapkannya dapat diteruskan dan diimplementasikan bagi diri sendiri, keluarga dan seterusnya. “Pancasila sebenarnya tidak asing lagi. Dalam kehidupan pribadi, keluarga, adakah yang tidak pernah mengalami tantangan dalam hidup. Kaum bapak sebagai kepala keluarga, dalam mengambil keputusan juga tak jarang dikritik oleh salah satu anggota keluarga. Itu contoh kecil, tapi juga sering terjadi dalam kehidupan bergereja, berjemaat,” ungkapnya.
Tantangan akan selalu ada dalam kehidupan pribadi, bergereja dan bermasyarakat. “Apalagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh adanya kasus pengeboman. Masih ada segelintir orang yang keliru memahami tentang ajaran. Padahal semua agama tidak mengajarkan pengeboman,” tambahnya.
Liow kemudian mengungkapkan tantangan yang harus dihadapi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Ada yang ingin berdiri sendiri, ada juga yang belum menghargai keberagaman dan kemajemukan. Ini suatu tantangan. Masih ada tokoh bangsa, pemimpin, yang tidak menghargai perbedaan. Masih diakui juga belum optimalnya penegakkan hukum. Belum lagi pengaruh-pengaruh eksternal. Jadi untuk merumuskan kebijakan, termasuk untuk percepatan ekonomi, juga harus memperhatikan pengaruh-pengaruh eksternal.
Belum lagi pergumulan eksternal dan internal seperti yang kita hadapi sekarang Pandemi Covid-19. Untuk tantangan eksternal dan internal ini, maka saya, bapak dan ibu diingatkan tentang empat pilar ini,” sambung mantan Ketua Komisi Pria/Kaum Bapa (P/KB) Sinode GMIM ini.
Tampak hadir dalam sosialisasi, Lurah Wulauan Veiby E Supit SE, Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ) GMIM Eben Haezar Wulauan Pdt Frolly F Darossa-Tulung STh, Ketua P/KB Wilayah Tondano Empat Pnt Jefry Pangemanan SSos, para pelayan khusus jemaat, tokoh masyarakat, tokoh agama, anggota jemaat, serta masyarakat sekitar.(gyp)