MITRA, Swarakawanua-Kekecewaan terpancar dari wajah Bupati Minahasa Tenggara (Mitra) James Sumendap SH, dimana jadwal pelaksanaan pecanangan Gerakan Cinta Bumi berawal pertama di perkebunan Batu Gelas. Namun disaat pelaksaan kemarin hari, berubah di perkebunan Alason.
Sebetulnya kami akan menunjukan kepada Dunia, kepada masyarakat, kepada masyarakat, Kepada Gubernur. Bahwa terjadi kerusakan lingkungan yang luar biasa di Ratatotok.
“Ibu camat kemarin, saya sedih dan menangis. Saya di tipu,”ujar Bupati Selasa 10 Maret 2020 disela-sela MusrembangKab.
Namun dirinya semalam telah meminta maaf sama Tuhan, Tuhan saya ingin melakukan sesuatu. Karena ada sesuatu yang terjadi, lokasi telah dipindahkan.
“Saya mengatakan, 1 tahun kedepan, 2 tahun kedepan, 10 tahun kedepan besok hari saja dia hujan. Akan menjadi kuburan masal di 9 desa yang ada di Ratatotok, karena kehancuran lingkungan. Tetapi saya sangat senang dan bangga kepada pak Kapolres, sudah di Polis Line. Maka hari ini rambut saya akan di Plontoskan,” tegas Bupati.
Kalau di biarkan pertambangan liar dengan melakukan alat, siap-siap. Kalau bukan anda dapat giliran, bukan camat yang mendapat giliran, bukan Hukum Tua yang mendapat giliran. Kelak, anak dan cucu anda akan mendapat giliran. Karena dia hanyut dengan air, kalian akan ketemunya di sorga.
“Kenapa rambut saya akan di plontoskan, bahwa saya sedang melawan mafia pertambangan. Itu sudah menjadi janji saya,”tuturnya.
Disaat wartawan Swarakawanua.com mengkonfirmasi hal tersebut kepada Camat Ratatotok Nortje Wulur mengatakan, perubahan tempat penanaman dikarenakan masukan aparat desa, Hukum Tua serta Asisten 2 kalau lokasi terlalu jauh dari jalan raya. Dipastikan, sadikit yang akan mau tembus ke lokasi.
“Jadi berdasarkan hal tersebut, saya cari lokasi dekat dengan jalan untuk berdirinya tenda. Namun tempat penanamanya sampai di lokasi perkebunan batu gelas,”ungkapnya lewat via Whatsapp.
Iapun menambahkan, namun pembuatan tenda tersebut itu cuman tempat pertemuan. Setelah mengadakan penanaman pohon, baru menyebar. Meski demikian, Wulurpun mengakui, kalau tidak berkoordinasi dengan Bupati.
“Saya pikir sudah ada asisten 2, jadi pasti asisten 2 sudah laporkan hal tersebut kepada pak Bupati. Namun sudahlah semua telah terjadi,”tutupnya singkat. (Cia)