MANADO,Swarakawanua.com-Kepala Balai Prasarana dan Pemukiman Rakyat Sulawesi Utara (Sulut) Rusan Nur Toip menuturkan bahwa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ilo-ilo Tahap I sementara di kerjakan dan sampai hari ini sudah 27%, Jumat 9
“Targetnya delapan bulan pekerjaan, dan maksimal selama delapan bulan itu sisanya hampir sekitar 70%, jadi perbulannya hampir sekitar 10%. Saya sudah sampaikan ke kontraktor target per minggunya harus sekitar 2%, kondisi saat ini dari rencana yang di bangun dua zona lenvilnya ini, satu sudah terbentuk tinggal tanggul yang bagian ujung barat yang akan di kerjakan dan target untuk satu atau dua bulan kedepan satu lenvilnya kolam sudah siap,”tutur Toip kepada wartawan.
“Walaupun sudah siap tapi belum 100%, tapi sudah tampak terbentuk dan selanjutnya kami akan menuju ke kolam yang baru yang sudah terbentuk tinggal di matangkan saja,”tambahnya.
Untuk itu Rusan Nur Toip menyampaikan bahwa harapannya agar target bulan desember bisa tercapai, jika tidak ada halangan dengan cuaca, sama-sama kita bisa lihat cuaca yang beresiko jika turun hujan, karena lokasi yang dibuat ini di atas bukit, maka alat yang akan naik sangat sulit.
“Mudah-mudahan dalam beberapa bulan kedepan ini dengan galian ini cuaca hujannya agak kurang, boleh tapi di malam hari saja,”katanya.
Sementara Rusan Nur Toip mengatakan bahwa targetnya perencanaan awal satu juta kubik, hanya saja ada perubahan desainnya saja, terkait dengan perubahan anggaran.
“Bukan anggarannya di kurangi hanya saja kondisi di lapangan, seperti yang kita lihat perencanaan awal tidak sampai ke analisa batu, bisa kita di lihat bukan hanya tanah saja yang kita dapati, tapi batu yang lebih banya. Jadi kita review kembali desainnya, yang target awal satu juta meter kubik, maka saat ini bisa mencapai enam ratus sampai tujuh ratus ribu kubik,”ucap Toip.
Jadi targetnya kata Rusan Nur Toip tahun ini sudah selesai dan tahun depan sudah bisa di pakai, 2022 sudah selesai dan penyerahan pengelolaan ke dinas terkait di provinsi sulut.
“Untuk UPT sudah di bentuk dan selanjutnya sudah bisa di operasikan. Dan mudah-mudahan tidak ada halang, karena halangan ini kan banyak, tetapi dari segi biaya, perencanaan maupun target masih berjalan normal, karena halangan yang tidak kita ketahui mungkin faktor cuaca, dan mudah-mudahan faktor ekonomi sudah membaik,”ujar Toip.
Dan untuk luasnya kata Rusan Nur Toip adalah enam koma lima hektar, dan dari awal perencanaannya delapan koma enam untuk satu juta.
“Karena perubahan tekstur tanahnya jadi hanya berkisar enam ratus ribu, luasannya berkurang jadi volumenya tidak terlalu banyak sehingga dari satu juta berkurang menjadi enam ratus ribu. Agar tetap fungsional jadi kami targetkan untuk bangun lengkap ada kolam lenvilnya, jika di kurangi yang lain maka akan terlihat tidak fungsional. Walaupun kolam lenvilnya di kurangi, akan tetapi tetap terlihat fungsional dan bisa langsung di pakai, dan jika kurangi yang lain maka tidak bisa di pakai, pastinya standar TPA masuk ke kolam lenvilnya sisa dari sampah maka akan jadi residu,”ungkap Toip.
Selanjutnya Ferry Siwi menyampaikan bahwa untuk tenagakerja yang bekerja di TPA ilo-ilo ini sekitar lima puluh orang karena membutuhkan pengawas, tenaga operator, terutama untuk alat berat.
“Yang dibutuhkan bagian alat berat, dan administrasi untuk membantu mencatat masuk trucknya dan bagian pengelolaan. Ada juga untuk pengoprasian operator di kolam air Lindi”ucapnya.
(Feicy)