Wagub Kandouw: Penguatan Penanganan Bencana Perlu Diikuti dengan Latihan

oleh -330 Dilihat
Wagub Sulut Drs Steven Kandouw saat menghadiri dan membuka  Rakor Penguatan Penanganan Bencana Daerah Provinsi Sulut, yang digelar di Manado, Kamis 28 November 2019.(Foto: hbm)
Wagub Sulut Drs Steven Kandouw saat menghadiri dan membuka Rakor Penguatan Penanganan Bencana Daerah Provinsi Sulut, yang digelar di Manado, Kamis 28 November 2019.(Foto: hbm)

 

MANADO, Swarakawanua– Mengingat Sulut sebagai salah satu daerah di Indonesia dengan potensi bencana yang paling lengkap dan paling rawan, Wagub Sulut Drs Steven Kandouw merasa perlu dilakukan penguatan penanganan bencana yang diikuti dengan latihan-latihan. Hal itu dikatakan Wagub Kandouw ketika membuka Rapat Koordinasi Penguatan Penanganan Bencana Daerah Provinsi Sulut, yang digelar di Manado, Kamis 28 November 2019.
“Karena Sulut dalam wilayah yang memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana dengan frekuensi tinggi,” katanya dalam Rakor yang dihadiri Kepala Biro Kesra Setprov Sulut dr Kartika Devi Kandouw-Tanos MARS, Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Lilik Kurniawan, dan Asisten Deputi Pengurangan Resiko Bencana Kemenko PMK RI Iwan Eka Setiawan.
Lanjutnya, selain Basarnas, TNI-Polri, pemerintah daerah juga harus siap menangani bencana. “Jangan hanya teori-teori saja, tapi harus ada rakor agar kita bisa tahu kesiapan logistik kita, bagaimana SDM kebencanaan kita, di mana roadmap mitigasi bencana kita,” bebernya.
Rakor seperti ini, lanjutnya, perlu diintensifkan lagi. “Menurut hemat saya kiranya kegiatan ini jangan hanya setahun sekali, tapi tiga kali dalam setahun kegiatan ini selalu dilaksanakan, dilanjutkan dengan latihan. Karena dengan latihan kita bisa tahu apa yang kita perlukan,” ungkapnya.
Dikatakannya, upaya Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE adalah mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata. Untuk itu sebagai daerah tujuan wisata tentunya dilengkapi dengan sertifikasi bencana, baik gedungnya dan SDM. “Dan memang sertifikasinya seperti itu dengan orientasinya seperti di Jepang serta indikasinya lengkap semua,” ungkapnya. “Kita harus memiliki guide dalam hal ini, selain knowledge infrastrukturnya tapi fisiknya SDMnya, dan harus orang yang benar-benar tangguh dan tanggap menghadapi bencana,” sambung Wagub seraya berharap agar pelaksanaan Rakor dapat memperkuat kesiapsiagaan tentang tanggap bencana ini dan mengajak semua pihak selalu berdoa agar tidak ada bencana.
Kepala Biro Kesra Setprov Sulut dr Kartika Devi Kandouw-Tanos MARS dalam laporannya menerangkan tujuan dilaksanakannnya kegiatan ini adalah untuk mensinkronkan kebijakan pemerintah secara terpadu pada setiap pemangku kebijakan baik pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota untuk mewujudkan amanat Undang-Undang terkait penguatan penanganan bencana daerah. “Agar terlaksana sinkronisasi dan koordinasi kebijakan program dan kegiatan, tersedianya usulan rekomendasi dan tersedianya laporan pelaksanaan kegiatan terkait penguatan penanganan bencana daerah,” katanya.
Rakor ini diikuti peserta yang terdiri dari para Kepala BPBD, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bagian Kesra Kabupaten/Kota, unsur Perangkat Daerah, TNI/Polri, Basarnas, PMI, Tagana serta Relawan Bencana/Pemerhati/Ormas/LSM Bidang pendidikan penanggulangan bencana.(hbm/gyp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

No More Posts Available.

No more pages to load.