SULUT, Swarakawanua.com – Tenaga Kerja (Naker) Konstruksi di Sulawesi Utara (Sulut) tergolong cukup besar, sehingga dilarang kepada Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Provinsi Sulut untuk membawa Naker dari luar Daerah.
Larangan orang nomor dua di Sulut itu, disampaikan Kamis (7/4) saat membuka Musda VIII REI Sulut di Swiss Belhotel Maleosan Manado.
“Saya mengajak kedepan REI Sulut stop membawa tenaga kerja dari luar daerah, sebaliknya manfaatkan tenaga kerja yang ada di daerah kita sendiri,” ujarnya.
Ditambahkannya, naker di sektor konstruksi di Sulut tergolong cukup besar dan tidak kalah kualitasnya dengan tenaga kerja dari Daerah lain.
“Sebagai pengembang perumahan atau kawasan pemukiman di Daerah ini, dilarang menggunakan tenaga kerja dari luar daerah,” terang Kandouw.
Lanjut Dia, dikarenakan salah satu variabel penyebab pertumbuhan ekonomi Sulut kini berada di atas rata-rata nasional.
“Karena kita semua sudah saling mengenal,” tandasnya.
Sementara Dirinya mengapresiasi peran REI Sulut, dimana indeks kemahalan konstruksi di Sulut berbeda dengan Makasar, Surabaya dan Jakarta.Karena Sulut dinilai lebih dibandingkan tiga provinsi tersebut.
Begitu pun dengan biaya notaris juga tak luput dari sorotan salah satu putra terbaik Tondano Minahasa ini, dimana dianggap paling tinggi di Indonesia.
“Sebab dengan adanya biaya tinggi menjadi beban masyarakat,” pungkasnya.(Egen)