Minut, Swarakawanua.com – Usai viral dimedia sosial, warga gelar aksi damai dikantor Desa Watudambo Dua, Selasa 13 September 2022.
Aksi damai tersebut tidak lain, mereka mempertanyakan keputusan Hukum Tua Desa Watudambo Dua Ida Rotty yang melarang anak-anak latihan dibalai Desa.
Dalam aksi tersebut, anak-anak membawah spanduk dan kardus bertuliskan beberapa tuntutan dan harapan.
Dalam ungkapan anak-anak itu tertulis, up sampai Greysia Polii dengar, saya suka pegang raket bukan panah wayer, izinkan kami pakai fasilitas umum desa dan kami mau latihan badminton dimana, kalo nyanda main badminton torang somo main ayam.
Camat Kauditan, Royke Rampengan, meminta kedua belah pihak (Kumtua dan Warga) mencari jalan terbaik dengan mengedepankan kekeluargaan.
“Torang sama-sama cari solusi terbaik tanpa merugikan pihak manapun,” kata Rampengan.
Pada kesempatan itu Camat memberikan ruang bagi warga untuk menyampaikan keluhan mereka.
Sofiyanis R Rumambi pelatih anak-anak badminton Watudambo dua mempertanyakan keputusan Kumtua.
Rumambi menyesalkan mengapa Humum Tua memberhentikan anak-anak yang ingin latihan di balai desa tanpa adanya pemberitahuan.
“Saya kaget dengan pernyataan seorang Kumtua, di telepon Kumtua mengatakan, bawah kamari tu raket kong stop jo latihan,” kata Rumambi.
Ia kecewa atas tindakan Kumtua. Pasalnya, dalam beberapa waktu ke depan, anak-anak akan mengikuti lomba di Kota Manado mulai tanggal 24-30 September nanti.
“Anak-anak latihan badminton di balai desa ini sudah lebih dari setahun, kenapa sekarang malah ditutup, padahal Kumtua sebelumnya tidak pernah melarang,” terangnya.
Setelah mendengarkan beberapa keluhan warga, Kumtua Ida Rotty terlihat kesal dengan pernyataan warga yang didominasi ibu-ibu.
Dengan nada tinggi Kumtua menjelaskan apa alasan ia memberhentikan latihan.
Tak sampai disitu, tingkah Kumtua bak Hakim mengetuk meja dan menunjuk warga dengan emosi.
Dikatakan Kumtua, pihaknya telah memberitahukan kepada pelatih dimana hari kamis nanti akan ada kunjungan dari Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara (Pemkab Minut).
“Hari kamis akan ada kunjungan dari pemkab Minut, untuk itu kami harus membersihkan balai dan cat dinding harus warna merah,” jelas Kumtua.
Ia berdalih bahwa keputusannya melarang adanya kegiatan latihan di balai desa tersebut hanya bersifat sementara.
Kumtua menyesalkan postingan yang viral tidak menceritakan kebenaran, seakan memprovokasi agar kesalahan tertuju kepada dirinya.
“Harusnya ada penjelasan, karena hal itu sudah diberitahukan kepada pelatih, bahkan saya telah mengganti raket anak itu,” ungkap Rotty.
Ia juga menyesalkan, akibat ulah oknum yang membuang sampah tepat disamping balai.
“Perangkat desa sering mengeluhkan sampah yang ada di samping balai, makanya siapapun yang ingin menggunakan balai ini harus jaga kebersihan,” ungkap Rotty.
Perbincangan yang terjadi semakin memanas, sehingga Camat harus menghentikan pembicaraan antara Hukum Tua dan warga.
“Silahkan ambil waktu, kita akan duduk bersama, entah itu besok atau lusa agar bisa mendapatkan jalan yang terbaik,” Tukas Camat.
Perlu diketahui, buntut dari kejadian hari Selasa 6 September 2022 lalu, dimana oknum mahasiswa yang sedang melaksanakan KKT, secara tidak sengaja mematahkan raket badminton milik dari seorang anak peserta latih. (*)